Profil Desa Kebanggan
Ketahui informasi secara rinci Desa Kebanggan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Kebanggan di Kecamatan Sumbang, Banyumas, merupakan desa wisata berbasis alam yang menonjolkan keindahan Curug Pitu. Dengan topografi perbukitan yang subur, desa ini mengintegrasikan potensi pariwisata, pertanian, dan peternakan kambing etawa sebagai
-
Destinasi Wisata Alam Unggulan
Desa Kebanggan adalah rumah bagi Curug Pitu (Tujuh Air Terjun), sebuah destinasi wisata alam ikonik di Banyumas yang menawarkan pesona tujuh tingkat air terjun yang unik dan menantang.
-
Pusat Peternakan Kambing Etawa
Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra pengembangan peternakan kambing peranakan etawa (PE) di Banyumas, yang menjadi sumber pendapatan penting dan ikon agrowisata.
-
Ekonomi Agraris yang Beragam
Selain pariwisata dan peternakan, perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian yang subur di lahan perbukitan, menghasilkan komoditas seperti padi, cengkeh, dan kapulaga.

Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, di lereng subur yang menjadi bagian dari Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terhampar sebuah desa dengan pesona alam yang memikat: Desa Kebanggan. Desa ini lebih dari sekadar pemukiman agraris; ia adalah rumah bagi salah satu keajaiban alam Banyumas, Curug Pitu, atau Air Terjun Tujuh. Dengan luas wilayah mencapai 313,38 hektare, Desa Kebanggan menjadi tempat tinggal bagi 4.481 jiwa yang hidup harmonis dengan alam, sambil terus mengembangkan potensi ekonomi berbasis pariwisata, pertanian dan peternakan.
Berada di kawasan perbukitan di kaki Gunung Slamet, Desa Kebanggan memiliki posisi geografis yang unik. Sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Kotayasa. Di sisi timur, berbatasan dengan Desa Gandatapa, sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Banjarsari Wetan dan Desa Banjarsari Kulon. Adapun batas baratnya bersinggungan langsung dengan hutan lereng Gunung Slamet yang masuk wilayah Perhutani KPH Banyumas Timur. Dengan topografi berbukit dan kepadatan penduduk sekitar 1.429 jiwa per kilometer persegi, desa ini menawarkan lanskap alam yang hijau dan udara yang sejuk, menjadi modal utama bagi pengembangannya. Kode pos untuk Desa Kebanggan adalah 53183.
Pemerintahan Desa dan Visi Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat
Pemerintahan Desa Kebanggan, di bawah kepemimpinan Kepala Desa, menjalankan roda administrasi dengan visi yang jelas: menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi tanpa meninggalkan akar agrarisnya. Pemerintah desa bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Pancuran Pitu" bekerja sinergis untuk mengelola dan mengembangkan aset terbesar mereka, Curug Pitu. Struktur pemerintahan yang tertata, mencakup 2 kepala dusun, 7 rukun warga (RW), dan 33 rukun tetangga (RT), memastikan setiap program pembangunan, terutama yang berkaitan dengan pariwisata, dapat melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Prioritas utama pembangunan di Desa Kebanggan adalah peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata. Proyek perbaikan akses jalan, pembangunan fasilitas umum di area wisata seperti toilet, shelter, dan warung-warung, serta pemasangan papan penunjuk arah menjadi fokus utama. "Pengembangan Curug Pitu adalah kerja bersama. Pemerintah desa memfasilitasi, tetapi motor penggeraknya adalah LMDH dan Pokdarwis. Kami ingin wisatawan yang datang merasa nyaman, dan yang terpenting, masyarakat lokal mendapatkan manfaat ekonomi secara langsung," ujar seorang perangkat desa. Model pengelolaan ini mencerminkan pendekatan pariwisata berbasis komunitas (community-based tourism), di mana warga lokal menjadi subjek, bukan sekadar objek pariwisata.
Curug Pitu: Mahakarya Alam dengan Tujuh Tingkatan
Nama Desa Kebanggan tidak dapat dipisahkan dari ikon utamanya, Curug Pitu. Nama ini secara harfiah berarti "Air Terjun Tujuh," merujuk pada keunikannya yang memiliki tujuh tingkatan atau undakan air terjun dalam satu aliran sungai. Setiap tingkatan memiliki ketinggian dan pesona yang berbeda, menawarkan pengalaman petualangan yang lengkap bagi para pengunjung.
Tingkat pertama adalah yang paling mudah dijangkau, hanya beberapa meter dari area parkir. Dengan kolam alami yang dangkal, tingkat ini aman untuk bermain air bagi keluarga dan anak-anak. Namun petualangan sesungguhnya menanti di tingkatan-tingkatan berikutnya. Untuk mencapai tingkat kedua hingga ketujuh, pengunjung harus melakukan trekking menyusuri jalan setapak yang menanjak dan terkadang licin, menyeberangi aliran sungai, dan melewati rimbunnya hutan. Tingkat ketujuh, sebagai puncak dari rangkaian air terjun ini, menawarkan pemandangan paling spektakuler dan kepuasan tersendiri bagi mereka yang berhasil mencapainya.
Dikelola oleh LMDH Wana Lestari, kawasan wisata Curug Pitu kini telah dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti area parkir, kamar mandi, dan warung-warung sederhana yang menjual makanan dan minuman. Keindahan alam yang masih sangat asri, dipadu dengan suara gemuruh air dan hijaunya pepohonan, menjadikan Curug Pitu destinasi favorit bagi pecinta alam, fotografer, dan siapa saja yang mencari ketenangan.
Potensi Ekonomi: Dari Kambing Etawa hingga Rempah-Rempah
Meskipun pariwisata menjadi wajahnya, tulang punggung ekonomi Desa Kebanggan tetap bertumpu pada sektor agraris yang beragam. Salah satu potensi yang sangat menonjol adalah peternakan kambing Peranakan Etawa (PE). Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra pengembangan kambing PE di Kabupaten Banyumas. Banyak warga yang membudidayakan kambing ini tidak hanya untuk diambil dagingnya, tetapi juga untuk diperah susunya. Susu kambing etawa dikenal memiliki khasiat kesehatan dan nilai jual yang tinggi. Keberadaan peternakan ini juga menjadi daya tarik agrowisata tersendiri bagi pengunjung.
Di sektor pertanian, kontur tanah perbukitan yang subur dimanfaatkan warga untuk menanam berbagai komoditas. Selain padi di lahan-lahan yang lebih landai, desa ini juga menjadi penghasil tanaman keras dan rempah. Perkebunan cengkeh dan kapulaga menjadi sumber pendapatan musiman yang signifikan bagi banyak keluarga. Pohon kelapa juga tumbuh subur, di mana sebagian warga mengolah niranya menjadi gula kelapa, melanjutkan tradisi ekonomi yang telah lama ada di wilayah Banyumas.
Kombinasi antara pariwisata, peternakan, dan pertanian menciptakan sebuah model ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan, di mana setiap sektor saling mendukung satu sama lain.
Kehidupan Sosial dan Budaya Lokal
Kehidupan sosial masyarakat Desa Kebanggan sangat dipengaruhi oleh lingkungannya yang agraris dan religius. Semangat gotong royong dan kebersamaan masih sangat kental terasa, terutama dalam kegiatan pertanian, pembangunan fasilitas umum, atau saat menggelar acara hajatan.
Secara budaya, masyarakat Desa Kebanggan masih memegang teguh nilai-nilai dan tradisi Jawa Banyumasan. Hal ini tercermin dalam bahasa, kesenian lokal, dan upacara-upacara adat yang sesekali masih digelar. Asal-usul nama Kebanggan sendiri, menurut cerita tutur, diyakini memiliki makna sebagai sebuah tempat yang menjadi "kebanggaan" karena kesuburan tanah dan keindahan alamnya. Para leluhur menamakan desa ini dengan harapan agar wilayah tersebut senantiasa memberikan kemakmuran dan menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan oleh anak cucunya.
Merajut Masa Depan Desa Wisata yang Mandiri
Desa Kebanggan adalah contoh nyata bagaimana anugerah alam dapat menjadi fondasi bagi kemajuan sebuah desa. Dengan Curug Pitu sebagai magnet utamanya dan didukung oleh sektor peternakan serta pertanian yang kuat, desa ini memiliki semua elemen untuk menjadi desa wisata yang maju dan mandiri. Tantangan ke depan adalah menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan konservasi alam, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pelayanan wisata, serta memperluas jaringan pemasaran untuk produk-produk lokal seperti susu kambing etawa dan rempah-rempah.
Dengan terus memperkuat sinergi antara pemerintah desa, LMDH, Pokdarwis, dan seluruh masyarakat, Desa Kebanggan tidak hanya akan menjadi kebanggaan bagi warganya, tetapi juga kebanggaan bagi pariwisata Kabupaten Banyumas.